Ket foto : Spanduk salah satu peserta karnaval dan pawai pembangunan di Kabupaten TTS
Laporan Reporter SUARA TTS.COM, Erik Sanu
SUARA TTS | SOE – Spanduk salah satu peserta karnaval dan pawai pembangunan, Rabu 27 Agustus 2025, menuai polemik. Spanduk dengan tulisan “Nitu Nemen” tersebut ramai diperbincangkan setelah disoroti oleh warga Soe, Niko Solle.
Melalui akun Facebooknya, Niko yang juga mantan anggota DPRD TTS menyinggung soal kejelasan tema karnaval tahun ini.
“Hallo… bagaimana warga Kota Soe terutama Pemda TTS dan inisiator karnaval… mau tanya saja. Tema karnaval tahun ini ko? #photo #karnaval #apatemakarnavaltahunini #namasound,” tulis Niko.
Unggahan itu langsung mengundang beragam komentar warganet. Dalam kolom komentar, Niko menegaskan peserta tidak salah, namun inisiator karnaval seharusnya menyiapkan tema yang jelas karena kegiatan ini merupakan agenda publik yang membawa pesan moral.
“Kalau ada tema dari Pemda yang disosialisasikan, tentu peserta bisa menyesuaikan. Tapi apapun itu, tergantung perspektif dan interpretasi kita. Bisa jadi pesan dari peserta ini adalah agar kita waspada, karena tantangan ke depan semakin keras dan kita mesti bersandar pada sandaran yang kuat dan benar,” tulisnya.
Niko berharap ke depan Pemda melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam menyusun tema karnaval agar tidak terkesan parsial, namun lebih kolektif, sehingga peserta bisa menyalurkan ide dan kreativitas sesuai tema besar yang diusung.
Hal serupa disampaikan Yan Faot. Menurutnya, karnaval seharusnya menampilkan keragaman budaya Nusantara dan capaian pembangunan di TTS, bukan justru didominasi parade soundsystem yang menimbulkan kemacetan dan kebisingan.
“Hobi tidak bisa kita empang, tapi ruang dan waktunya harus dipisahkan. Masukan kepada Pemda TTS, sebaiknya parade budaya dan pembangunan dipisahkan dengan parade soundsystem. Kalau perlu soundsystem dipusatkan di satu tempat khusus,” sarannya.
Menanggapi polemik ini, anggota DPRD NTT David Imanuel Boimau tetap memberikan apresiasi kepada peserta. Ia menilai spanduk dengan caption “Nitu Nemen” memiliki makna mendalam.
“Ini menggambarkan bagaimana peran tokoh pemerintah, agama, dan masyarakat dalam menyikapi fenomena sosial di TTS yang akhir-akhir ini menunjukkan kemunduran kesucian dari Tuhan. Tuhan pakai kelompok ini sebagai sentilan untuk semua yang terlibat dalam karnaval. Salut,” tulisnya.
Karnaval Pembangunan tahun ini diikuti 165 peserta, dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 RI sekaligus menyambut HUT ke-103 Kota Soe.(Sys).

















