Example 728x250
BeritaEKONOMIPEMERINTAHAN

NTT Mart Hadir di Kabupaten TTS, Wujudkan Kemandirian Ekonomi Berbasis Produk Lokal

4
×

NTT Mart Hadir di Kabupaten TTS, Wujudkan Kemandirian Ekonomi Berbasis Produk Lokal

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Ket. Foto : Nampak Gubenur NTT saat memberikan sambutan saat melaunching NTT Mart by Dekranasda Kab TTS

Laporan Reporter SUARA TTS. COM,Tim

SUARA TTS. COM | SOE – NTT Mart akhirnya hadir di Kabupaten TTS tepatnya di gedung Dekranasda Kabupaten TTS yang berlokasi di samping Terminal Baru Kota SoE, Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan. Launching NTT Mart by Dekranasda Kabupaten TTS dilakukan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena Selasa 2 Desember 2025 pagi.
Kehadiran NTT mart tersebut merupakan salah satu bentuk dasacita Gubernur NTT yang dikolaborasikan bersama Dekranasda Kabupaten TTS, sekaligus membuka akses pasar bagi gerakan One Village One Product (OVOP) di NTT, khususnya TTS.
Hadir pula dalam kegiatan ini, Bupati Timor Tengah Selatan, Eduard Markus Lioe, didampingi Waki Bupati TTS, Johny Army Konay, Kepala Dinas Perindakop NTT, Zet Sony Libing, Ketua Dekranasda TTS, Ana Ani Lioe-Ataupah, Sekda TTS, Asisten Sekda TTS, Pimpinan OPD, dan para pelaku UMKM.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dalam sambutannya menekankan pentingnya kemandirian ekonomi daerah melalui penguatan produksi UMKM, IKM, serta pemanfaatan produk lokal NTT. Ia menegaskan bahwa NTT harus mulai mengurangi ketergantungan pada produk luar daerah, sejalan dengan pesan Presiden Prabowo Subianto mengenai kebanggaan menggunakan produk dalam negeri.
“ Kalau bukan kita yang menghargai produk sendiri, siapa lagi? Banyak produk lokal yang sudah lolos uji BPOM, kualitasnya sama dengan yang datang dari luar,” ujar Gubernur Melki.
Mantan Anggota DPR RI itu menjelaskan, defisit neraca perdagangan NTT dengan luar daerah mencapai Rp51 triliun. Salah satu contoh sederhana adalah pembelian pinang dari luar NTT yang mencapai Rp1 triliun per tahun, padahal pinang dapat ditanam di berbagai wilayah di NTT.
“ Saya sempat bertemu Gubernur Jambi. Ia bilang orang NTT orang yang kaya, karena beli pinang dari sana sampai Rp700 miliar per tahun,” jelas Melki.
Ia berharap dengan hadirnya NTT Mart, perputaran ekonomi daerah dapat meningkat dan defisit dapat ditekan.
“ Kalau dari Rp51 triliun itu bisa turun menjadi Rp45 triliun saja, sudah ada Rp6 triliun yang kembali berputar di NTT,” katanya.
Menurut Gubernur, NTT Mart akan menjadi pasar utama bagi hasil produksi desa, kelurahan, UMKM, dan IKM. Melki menekankan bahwa keberhasilan konsep One Village One Product (OVOP) sangat bergantung pada produksi yang konsisten dari desa-desa.
“Dulu masyarakat ragu memproduksi karena bingung mau jual di mana. Sekarang pasarnya sudah disiapkan pemerintah lewat NTT Mart,” jelasnya.
Gubernur juga mendorong pengembangan pemasaran digital ala marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, agar produk NTT dapat dijangkau lebih luas.
Mantan Anggota Komisi IX DPR RI itu, mengungkapkan rencana membuka NTT Mart di sejumlah daerah dengan komunitas diaspora NTT yang kuat, termasuk Sorong, Manokwari, serta beberapa daerah di Sulawesi dan Papua.
Ia juga menyoroti besarnya nilai dan posisi budaya kain Timor di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Menurutnya, kain Timor menjadi salah satu benda adat paling bernilai dalam upacara adat di sana, bahkan dihargai hingga ratusan juta rupiah.
“Karena itu NTT Mart nanti juga akan kita dorong hadir di Sorong dan daerah lainnya, agar produk budaya NTT mendapatkan pasar yang lebih luas,” tegas Gubernur NTT
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Melki menyampaikan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di NTT mencapai Rp2,2 triliun kepada lebih dari 300 ribu penerima.
Ia meminta perbankan mendukung UMKM dan IKM yang direkomendasikan oleh Pemkab TTS.
“Yang penting pelaku usahanya jelas dan benar-benar berusaha. Penerima KUR hingga Rp100 juta bisa tanpa agunan,” katanya.
Selain OVOP, Gubernur Melki memperkenalkan konsep One School One Product dan One Community One Product (Satu Sekolah Satu Produk dan Satu Komunitas Satu Produk). Menurutnya, sekolah, gereja, komunitas hobi, hingga kelompok rohani dapat menghasilkan produk untuk dipasarkan melalui NTT Mart.
“Barang yang dulu kita jual dalam bentuk mentah harus mulai diolah dulu. Contoh jantung pisang yang dijual Rp5.000 dapat diolah menjadi keripik senilai Rp25.000 per bungkus,” tambahnya.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur Melki mengajak seluruh pemangku kepentingan pemerintah, perbankan, UMKM, IKM, PKK, Dekranasda, desa, dan komunitas agar mendukung NTT Mart menjadi pusat kebangkitan ekonomi daerah.
“NTT tidak kekurangan peluang. Kita hanya perlu mengolah, memproduksi, dan menyediakan pasar. NTT Mart adalah langkah konkret menuju ekonomi NTT yang mandiri,” tutupnya. (Tim)

Example 300250
Example 120x600