Ket. Foto : Nampak para korban keracunan MBG sedang dirawat di tenda darurat yang dibangun di halaman RSUD Soe
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota
SUARA TTS. COM | SOE – Melianus Tamonob, orang tua dari salah satu korban keracunan makanan MBG di Kabupaten TTS meminta agar program makan bergizi gratis (MBG) dihentikan. Pasalnya, program itu disebutnya, bukan membantu anak untuk mendapat makan sehat bergizi tapi justru makanan beracun.
“ stop sudah program MBG. Ini program bukan kasih anak kita makanan bergizi dan sehat tapi justru beracun,” ungkap Melianus dengan nada emosi saat ditemui di depan RSUD Soe.
Dirinya menegaskan jika sebagai orang tua dirinya masih sanggup memberikan makanan yang sehat untuk anaknya tanpa perlu mengharapkan MBG.
Dirinya mengancam, jika terjadi sesuatu pada anaknya, ia akan mencari petugas yang memasak MBG untuk dimintai pertanggungjawaban.
“ berani ada apa-apa dengan anak saya, saya akan cari petugas yang masak makanan itu. Saya akan minta dia untuk tanggung jawab,” tegasnya.
Salah satu orang tua lainnya, bahkan mengancam akan membunuh petugas dapur MBG jika terjadi hal buruk pada anaknya.
“ Saya akan cari bunuh yang masak kalau ada apa-apa dengan anak saya,” ancamnya.
Kasus keracunan makanan MBG menimbulkan troma tidak hanya untuk pelajar yang menjadi korban tetapi juga untuk orang tua korban. Oleh sebab itu, Yermia Haekase kepala sekolah SD Inpres Soe meminta agar untuk sementara MBG dihentikan sementara sambil dilakukan evaluasi.
“ Untuk sementara kita hentikan dulu MBG di sekolah kami. Kasihan anak-anak kami pasti troma. Belum lagi orang tua murid juga pasti troma. Kita minta agar program MBG dievaluasi dulu agar tidak ada lagi kasus keracunan makanan,” pintanya.
Diberitakan sebelumnya, Akibat menyantap menu makan bergizi gratis yang diduga telah basi, ratusan pelajar di Kabupaten TTS mengalami keracunan, Jumat 3 Oktober 2025. Korban keracunan berasal dari SD Inpres Soe, SD GMIT Soe 2, SDI Oenasi dan SD Adven.
Para korban keracunan yang mengalami pusing, mual hingga muntah-muntah ini dibawa dan dirawat di RSUD Soe, Posko di Dinas PRKP dan Posko di SD 2.
Yermia Haekase kepala sekolah SD Inpres Soe mengatakan, MBG untuk SD inpres Soe di antar terlambat dari jadwal yang biasanya.
Sebelumnya, MBG biasanya diantar ke sekolah pada pukul 09.00 WITA. Namun pada Jumat 3 Oktober 2025, MBG diantar pukul 11.00 WITA. (DK)