Ket foto: Ketua DPC Pospera Kabupaten TTS
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu
SUARA TTS.COM | SOE – DPC Pospera Kabupaten TTS mendesak pemerintah daerah segera menyelesaikan persoalan utang piutang antar CV. Duaenamsepuluh Promosindo dengan pekerja pembangunan Puskesmas prototype Bati,Kecamatan Mollo Utara.
Hal ini diungkapkan Ketua DPC Pospera TTS, Yerim Yoss Fallo kepada SUARA TTS.COM, Kamis 15 Agustus 2024. Menurut Yerim, pihaknya telah diberi kuasa untuk mendampingi warga penyedia material dan pekerja pembangunan Puskesmas prototipe BaBati.
Berdasarkan kuasa tersebut,berbagai upaya telah dilakukan yaitu membangun komunikasi dengan PPK dan juga pihak kontraktor namun belum ada penyelesaian.
Karna itu jika masalah ini tidak segera diselesaikan maka Pospera akan menggelar aksi massa di kantor Bupati dan Dinas Kesehatan Kabupaten TTS.
“Kami sudah berupaya membangun komunikasi namun jika ini tidak selesaikan maka pospera bersama warga yang jadi korban duduki kantor Bupati. Kami hanya ingin hak hak mereka dibayarkan”,ujar Yerim
Ia menegaskan setelah perayaan HUT Kemerdekaan, pihaknya akan melaporkan persoalan ini ke Polres TTS, Polda NTT dan Mabes Polri.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pekerja pada pembangunan Puskesmas Bati,Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan mengadukan kontraktor ke DPC Pospera.
Pasalnya, para pekerja mengaku masih banyak hak mereka belum dibayar oleh pihak kontraktor.
Oktovianus Sallu menjelaskan, awalnya ia diminta oleh kontraktor untuk pengadaan material yang disuplai ke pembangunan Puskesmas Bati. Ia lalu mempekerjakan sejumlah pekerja lokal.
“Jadi saya ini pekerjaan kurang lebih 20an orang baru kontraktor tidak bayar,trus saya mau bayar mereka pakai apa”,ujar Oktovianus saat mengadu ke Pospera,Senin 29 Juli 2024.
Ia mengatakan pihak kontraktor membuat pernyataan dengan batas waktu pembayaran haknya dan telah jatuh tempo pada bulan februari lalu,namun hingga saat pihak kontraktor tak kunjung menyelesaikan kewajibannya. Berbagai upaya telah dilakukan namun hingga kini ia tak kunjung menerima haknya dengan jumlah kurang lebih 200an juta.
Sebagai pihak yang mempekerjakan sejumlah orang, dirinya ditagih para pekerja setiap hari. Bahkan gegara hal tersebut ia tidak rukun dalam rumah tangganya.
Pria yang biasa disapa Don ini juga minta PPK ikut bertanggung jawab karna PPK yang menyuruhnya untuk mengejar progres fisik mencapai 30 persen.
“Setiap kali saya minta uang ke kontraktor selalu saja alasan, terakhir mereka utus orang dan iming iming agar saya yang menyelesaikan sejumlah pekerjaan padahal bukan urusan saya.
PPK yang transfer uang untuk saya supaya selesaikan pengecoran tiang. Saya menduga mereka amankan kontraktor dan korbankan saya dan para pekerja”,ujarnya.
Tokoh masyarakat setempat yang ikut hadir, Markus Lake sangat menyayangkan kondisi tersebut. Ia minta agar pihak kontraktor segera menyelesaikan persoalan dengan warga yang ikut dalam pembangunan Puskesmas Bati. Jika persoalan ini berlarut tentu menyusahkan masyarakat.
“Saya yang mewakili masyarakat serahkan tanah untuk pembangunan puskesmas, kalau misalnya kondisi ini tidak diselesaikan maka cabut saja ini bangunan dan bawa ke tempat lain. Jangan masyarakat dibuat susah”,ujar Markul kesal.
Markus mengaku, pihak kontraktor juga masih punya kewajiban membangun fasilitas sekolah seperti lapangan voli, pagar dan plang pintu masuk sekolah sesuai perjanjian awal.
Fasilitas sekolah itu dibongkar oleh pihak kontraktor agar lalu lintas angkutan keluar masuk lokasi proyek tidak terhalang.(Sys).