Ket. Foto : Nampak Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P dan Pj Bupati TTS, Edison Sipa melakukan panen padi musim tanam (MT) II dengan menggunakan mesin Combine Harvesterdi daerah persawahan rata Bena
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, DionKota
SUARA TTS. COM | SOE – Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P dan Pj Bupati TTS, Edison Sipa melakukan panen padi musim tanam (MT) II dengan menggunakan mesin Combine Harvester di daerah persawahan rata Bena, Amanuban Selatan, Sabtu 30 November 2024. Selain melakukan panen, dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur NTT dan Pj Bupati TTS juga menyerahkan bantuan bibit padi, mesin rontok dan hand traktor.
Pantauan SUARA TTS. COM, hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Propinsi NTT, Ince Sayuna, Kadis Pertanian Propinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda, Plt Kadis Pertanian Kab TTS, Yehuda Tunliu, SP, Kabag Protokol, Yohanis Asbanu dan beberapa undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Pj Bupati TTS, Edison Sipa mengatakan, untuk menjaga stabilitas harga jual beras pasca panen, Pemda TTS telah bekerja sama dengan Bulog untuk membeli beras hasil panen para petani.
“ Beras hasil panen petani dari rata bena ini nantinya akan dijual keBulog dengan harga 11 ribu-12 ribu per Kg. Untuk tahun ini, Bulog sudah membeli beras dari petani rata bena sebanyak 17 ton,” ungkap Sipa.
Pemda TTS lanjut Sipa saat ini sedang mempersiapkan Launching beras dengan brand “ nona bena”.
“ Kita sementara siapkan beras asli Kabupaten TTS dengan nama brand “ nona bena”. Kita berharap tahun depan saat Launching beras “nona bena” pak Gubernur berkenan hadir,” ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P mendorong para petani rata bena untuk meningkatkan produktivitas hasil panen padi. Untuk itu penggunaan bibit unggul, pemberian obat dan pupuk yang tepat akan mendorong peningkatkan hasil panen.
“ Di sini (Bena) hasil panen padi masih rendah kalau ada dikisaran 3-4 ton per hektar. Di Jawa satu hektar rata-rata menghasilkan 6-7 ton per hektarnya. Oleh sebab itu, kedepan Pemda TTS bersama para petani harus mendorong peningkatan hasil panen,” pintanya.
Terkait brand beras “nona bena”, Andriko mengaku mendukung hal tersebut agar segera diwujudkan. Jika nantinya beras nona bena telah dilaunching, dirinya mendorong agar Pemda TTS mengeluarkan kebijakan untuk beras nona bena wajib dikonsumsi di seluruh kabupaten TTS.
“ Kalau sudah ada beras nona bena, maka orang Kabupaten TTS harus beli beras merek nona bena. Beras ini harus dijual ke seluruh kabupaten TTS dengan dukungan penuh Pemda TTS,” pintanya.
Dalam kesempatan tersebut, Andriko juga mendorong setiap daerah untuk mewujudkan ketahanan pangan secara mandiri. Ketahanan pangan disebutnya tidak hanya terkait beras, tetapi juga terkait sayuran, perikanan, buah dan juga peternakan.
“ Pak presiden ini negara kita memiliki ketahanan pangan yang kuat. Oleh sebab itu, setiap daerah harus mendorong terwujudnya kemandirian pangan,” sebutnya. (DK)