Ket foto : Nampak kepala SMK Negeri Basmuti, Astrit Julianti Markus berjabatan tangan dengan kepala tukang Tiber Nule di Polsek Kuanfatu
Laporan Reporter SUARA TTS.COM, Erik Sanu
SUARA TTS.COM |SOE – Aparat Kepolisian Polsek Kuanfatu,Polres Timor Tengah Selatan berhasil melakukan mediasi antara sejumlah tukang dan Kepala SMK Negeri Basmuti,Kecamatan Kuanfatu.
Proses mediasi oleh aparat polsek yang terdiri dari Kapolsek, AKP I Made Arsana dan anggota Aipda Fengki Sadukh serta Bripka Ambros Boko berkaitan dengan pembayaran upah sejumlah tukang pembangunan gedung RPS Agribisnis Ternak Unggas di SMK Negeri Basmuti.
Sempat berjalan alot dan berjam jam akhirnya kedua belah pihak mencapai kesepakatan soal pembayaran upah tukang.
Kapolsek I Made Arsana kepada wartawan mengatakan pihaknya mendapat laporan bahwa sempat ada penyegelan gedung RPS Agribisnis Ternak Unggas SMK N Basmuti oleh sejumlah tukang. Agar tidak menggangu proses belajar mengajar di sekolah tersebut, anggota Polsek mendatangi lokasi kemudian berkoordinasi dengan tukang maupun pihak sekolah sehingga membuka segel.
“Jadi setelah menerima laporan, anggota lakukan koordinasi dengan tukang maupun kepala sekolah untuk buka segel. Persoalan upah tukang kita mediasi di Polsek akhirnya ada jalan keluar”,ujarnya Selasa 4 Maret 2025.
Dirinya minta agar kedua belah pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai agar tidak menimbulkan persoalan baru ke depannya.
Sementara itu kepala tukang, Tiber Nule menyampaikan trimakasih kepada aparat polsek Kuanfatu yang telah memberi atensi terhadap persoalan upah para tukang.
“Trimakasih kepada pihak kepolisian yang telah membantu media sehingga persoalan ini bisa ada titik temu”,ujar pria asal Kefamenanu ini.
Diberitakan sebelumnya, Gedung RPS Agribisnis Ternak Unggas beserta perabotnya milik SMK Negeri Basmuti disegel oleh sejumlah tukang, Sabtu,1 Maret 2025. Pembangunan gedung dengan ukuran 30×11 meter persegi itu dilakukan sejak tahun 2024 dengan anggaran sebesar 1.218.843.000 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).Para tukang bersepakat menyegel bangunan itu, lantaran sisa upah mereka belum dibayarkan.
Kepala tukang, Tiber Nulle saat menyegel gedung itu, kepada wartawan mengatakan kepala SMK Basmuti, Astrit Julianti Markus saat itu berkontrak dengannya untuk pekerjaan pembangunan gedung milik SMK Basmuti itu, senilai Rp 245.748.000.
Pembangunan dimulai dari fondasi, pasangan tembok, plesteran, acian dan atap. Saat pekerjaan dimulai, ia meminta panjar senilai Rp 78.750.000. Sesuai dengan progres pekerjaan yang diselesaikan pihaknya, maka pihak SMK Basmuti harus membayar tambahan upah tukang senilai Rp 136. 750.000.
Sedangkan sisa upah tukang senilai Rp 108.996.000, itu merupakan tukang yang dimasukan oleh kepala sekolah SMK Basmuti, guna menyelesaikan pekerjaan, mulai dari plester tiang, plafon dan keramik.
“Kami sebenarnya selesaikan pekerjaan sesuai batas kontrak yakni 15 Desember, tapi ibu Kepsek kasi turun bahan sedikit-sedikit. Malah ibu Kepsek suruh saya tambah pekerja. Saya mau tambah pekerja, sementara bahan turun sedikit-sedikit nanti pekerja mau kerja pakai bahan apa,” urai Tiber.
Menurutnya, ia menggunakan jasa 11 orang tukang,yang mana 6 orang diantaranya adalah pekerja lokal sehingga dirinya berharap kepsek bisa segera menyelesaikan pembayaran upah mereka.
Dua tukang lainnya yakni Dikson Nope dan Dai Liu, berharap agar Kepsek SMK Basmuti segera melunasi sisa upah tukang, agar mereka bisa menerima hak mereka. Pasalnya, selama pekerjaan itu dilakukan, mereka ikut terlibat dengan harapan akan mendapat upah.
“Kami kerja bangunan, sehingga ini tahun kami tidak kerja kebun. Jadi kami minta supaya Kepsek bayar utang , supaya kami bisa pakai beli makan untuk keluarga ,” tegas Dikson dan Dai yang didampingi sejumlah warga.(Sys).