Ket . foto : Nampak Bangunan yang menjadi Icon Kota Soe
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota
SUARA TTS. COM | SOE – Tanpa terasa, Kota Soe telah berusia 102 tahun tepat di tanggal 1 September 2024. Umur yang sudah matang untuk bertransformasi menjadi kota maju.
Aneka kegiatan digelar Pemda TTS guna memeriahkan Hut Kota Soe, mulai dari karnaval pembangunan, pameran pembangunan, festival budaya daerah hingga tapak tilas perjalanan Kota Soe sebagai pusat pemerintahan Kabupaten TTS. Puncaknya, Senin 2 September 2024 akan digelar upacara memperingati HUT Kota Soe.
Pj Bupati TTS dalam sambutannya ketika menutup kegiatan Festival budaya daerah, Sabtu 31 Agustus 2025 berkisah tentang perjalanan Kota Soe.
Dikisahkannya, pada tahun 1905, Belanda berhasil menaklukkan raja-raja yang berkuasa di pulau Timor setelah melalui perang Bipolo dan perang kauniki. Sejak saat itu, pulau Timor berada di bawah kekuasaan Belanda berdasarkan Zelfbestuur Regellen. Belanda lalu membentuk Onderafdelling Zuid Midden Timor yang dipimpin seorang controleur yang wilayahnya meliputi tiga kerajaan berstatus otonomi yaitu kerajaan Amanuban, Mollo dan Amanatun.
Pada awal pembentukannya, pemerintahan berada di lokasi yang kini di kenal sebagai embun Mollo, Desa O’Besi. Kepala pemerintahan saat itu bernama Mr Tellep.
“ Awalnya, Belanda menjadikan Kapan sebagai kota pusat pemerintahan yang melayani 3 swapraja. Tak hanya membangun kantor pemerintah, Belanda juga membangun Tangsi polisi, penjara, Balai Pengobatan dan Sekolah. Namun setelah dilihat letak geografisnya terlalu jauh dari swapraja Amanuban dan Amanatun maka dipindahkan,” kisah Sipa.
Pada tahun 1919, Belanda mulai membangun kantor pemerintahan di Kota Soe. Diawali dengan membangun rumah pegawai Belanda sekaligus menjadi kantor dan rumah Mr. Tellep di lokasi yang kini menjadi rumah jabatan wakil bupati TTS. Belanda juga membangun asrama polisi Belanda dan balai pengobatan di lokasi yang kini menjadi kantor Dinas Kesehatan.
“ Belanda mulai membangun kantor pemerintahan, penjara dan fasilitas penunjang lainnya di kota soe pada tahun 1919,” ujar mantan Kadis Pendidikan ini.
Setelah semua fasilitas dibangun, barulah pada 1 September 1922 Kota Soe resmi menjadi pusat pemerintahan yang melayani 3 swapraja.
“ Peresmian Kota Soe sebagai pusat pemerintahan ditandai dengan penanaman pohon beringin yang berada di samping SMA Efata atau lapangan voli Polres TTS. Jadi pohon beringin yang masih hidup itu sudah berusia 102 tahun,” sebutnya.
Di usia yang ke 102 tahun, Sipa berharap kota soe terus maju dan berkembang menjadi kota yang moderen namun tetap menjaga kearifan budaya. Dirinya mengajak seluruh masyarakat kabupaten TTS untuk terus bergerak dan berkolaborasi membangun kota soe guna mewujudkan Kabupaten TTS yang terus melaju untuk Indonesia Maju.(DK)