Ket foto : Nampak Gedung SD GMIT Nunukniti
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu
SUARA TTS.COM | SOE – 85 orang siswa SD GMIT Nunukniti ramai ramai pindah ke SD Negeri Oeleon. Hal ini dilakukan karna tidak adanya guru bertahun-tahun sehingga orang tua merasa anak anak mereka dirugikan.
Merasa tidak ada perhatian, perwakilan orang tua bersama tokoh agama mengadu ke Komisi IV DPRD TTS, Selasa 30 Juli 2024.
Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi IV,Piterzius Kefi didampingi Sekretaris Komisi, Habel Hotty dan anggota Jason Benu. Hadir pula perwakilan Dinas P dan K, Kepala BKPSDM, Yayasan,dan Sekretaris Sinode GMIT.
Salah satu orang tua siswa, Fesis Manu pada kesempatan itu mengatakan orang tua siswa maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat sudah sepakat memindahkan anak anak yang bersekolah di SD GMIT Nunukniti ke SD Negeri Oeleon. Ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mereka karna ketiadaan guru bertahun tahun.
“Kami sudah sepakat pindahkan anak anak karna kecewa bertahun tahun karna kondisi seperti ini. Kami krisis guru yayasan hanya berikan janji dan tidak pernah ditepati. Jika ini tidak dipikirkan untuk dicarikan solusi maka anak jangan jadi korban”,ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, para orang tua bertindak demikian karna anak anak harus mendapatkan ilmu di sekolah.Pihaknya juga minta proses pemindahan anak anak dengan tetap menerima resiko apapun.
Kepala desa Nunukniti,Raymundus Taneo mengatakan persoalan tersebut sudah berlangsung lama dan selama ini dirinya jadi jadi sasaran. Karna itu ia minta perhatian agar diselesaikan agar siswa siswa-siswi jangan diterlantarkan.
“Saya harap persoalan ini dapat diselesaikan. Tolong diperhatikan agar anak anak harus belajar, karna selama ini sepertinya diterlantarkan oleh Yayasan”,ujarnya.
Menanggapi keluhan orang tua siswa, Sekretaris Majelis Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi mengatakan GMIT mengelola kurang 500an sekolah dengan apa adanya tanpa profit. Terkait persoalan SD GMIT Nunukniti, Sinode GMIT siap memberi perhatian lebih agar anak anak bisa bisa mendapatkan hak pendidikan.
Ia juga mengakui kesalahan dan minta maaf serta berharap persoalan Nunukniti bisa menyadarkan semua pihak untuk merubah cara pikir dan pola komunikasi.
“Nunukniti menyadarkan kita agar duduk bersama untuk melihat persoalan. Nunukniti merubah cara berpikir kita dan juga pola komunikasi. Kami beri perhatian serius untuk pendidikan”,ujarnya.(Sys)