Example 728x250
BeritaHUKUMPendidikanPENDIDIKANPERISTIWA

Yayasan SSP Prihatin Kasus Kekerasan Masih Terjadi Di Lingkungan Sekolah, Satu Siswa Meninggal

47
×

Yayasan SSP Prihatin Kasus Kekerasan Masih Terjadi Di Lingkungan Sekolah, Satu Siswa Meninggal

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Laporan Reporter Suara TTS. Com, DionKota

SUARA TTS. COM | SOE – Wakil direktur
Yayasan Sanggar Suara Perempuan (SSP), Ir Filpin Taneo Terik mengaku prihatin atas kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di SD Inpres One, Desa Poli, Kecamatan Santian. Dirinya mengutuk keras perbuatan YN (51) oknum guru olahraga yang melakukan kekerasan fisik kepada Rafi (10) hingga berujung kematian.
“ Yayasan SSP menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Rafi, siswa SD Inpres One, Kecamatan Santian yang meninggal akibat dipukul menggunakan batu oleh oknum guru. Kiranya keluarga diberikan kemampuan untuk menghadapi peristiwa duka ini,” ungkap Filpik kepada awak media, Kamis 16 Oktober 2025.
“ Yayasan SSP turut prihatin atas perilaku oknum guru yang masih menerapkan budaya kekerasan dalam mendisiplinkan siswa di lingkungan sekolah. Apa pun alasannya, tindakan kekerasan terhadap anak apa lagi sampai menyebabkan kehilangan nyawa tidak boleh terjadi lagi. Oleh sebab itu, kami mengutuk keras tindakan oknum guru tersebut,” sambungnya.
Yayasan SSP lanjutnya, mengapresiasi kerja cepat Polres TTS dalam penetapan dan penahanan Tersangka YN.
Dirinya menghimbau pendidik dan tenaga kependidikan pada lingkungan satuan pendidikan agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan terhadap anak untuk alasan apapun. Para pendidik dan tenaga kependidikan seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak.
“ Lingkungan sekolah seharusnya menjadi lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan untuk anak-anak. Bukan justru menjadi tempat untuk melakukan tindakan kekerasan,” sebutnya.
Oleh sebab itu dikatakannya, kasus ini harus menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan guna mencegah agar tindakan serupa tidak boleh terjadi lagi.
Kasus tersebut juga mencatatkan khusus untuk tim pencegah dan penanganan kekerasan (TPPK) di lingkungan satuan pendidikan yang berada di sekolah-sekolah. TPPK kedepan harus lebih menguatkan fungsi dan perannya dalam mencegah kasus kekerasan di lingkungan sekolah.
“ kejadian ini harus menjadi tamparan keras untuk dunia pendidikan di kabupaten TTS. Semua pihak harus mengevaluasi diri guna mencegah agar hal serupa tidak boleh terjadi lagi,” ingatnya.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Timor Tengah Selatan (TTS) akhirnya menetapkan YN (51), seorang guru SD Inpres One Desa Poli, Kecamatan Santian, sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap siswanya sendiri, Rafi To (10), yang berujung kematian.
Penetapan tersangka dilakukan pada Senin (13/10/2025) siang, setelah penyidik menemukan bukti kuat dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan sejumlah saksi.
Kapolres TTS AKBP Hendra Dorizen, S.H., S.I.K., M.H., melalui Kasat Reskrim AKP I Wayan Pasek Sujana, S.H., M.H., didampingi KBO Ipda Fahturozi dan Kanit PPA Aipda Yandri S. B. Tlonaen, S.H., menjelaskan kronologi kejadian tragis tersebut.
Menurutnya, peristiwa bermula pada Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 12.00 Wita di halaman sekolah. Saat itu, tersangka YN mengumpulkan sepuluh murid, termasuk korban, karena dianggap tidak mengikuti gladi upacara hari Sabtu dan tidak masuk sekolah minggu.
“Tersangka kemudian mengambil sebuah batu dan memukul kepala korban sebanyak empat kali. Enam siswa lainnya juga turut dipukul. Akibatnya, korban mengalami luka dan mengeluh sakit di kepala,” jelas AKP Wayan Pasek.
Setelah kejadian, korban pulang ke rumah dan keesokan harinya tidak masuk sekolah karena demam tinggi. Ia kemudian menceritakan penganiayaan yang dialaminya kepada Sarlina Toh, yang selama ini merawatnya.
Beberapa hari kemudian, kondisi korban semakin memburuk. Ia mengalami demam tinggi, bengkak di kepala, dan perilaku tidak normal seperti berbicara sendiri.
Pada Kamis (2/10/2025) sekitar pukul 18.00 Wita, korban mengembuskan napas terakhir dalam pangkuan Margaritha Tanaem di rumahnya. Jenazah kemudian dimakamkan pada Minggu (5/10/2025) di pemakaman umum Desa Poli. (DK)

Example 300x600

 

Example 300250
Example 120x600