Ket. Foto: Komisi IV DPRD TTS sedang foto bersama para guru
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, DionKota
SUARA TTS. COM | SOE – Komisi IV DPRD TTS melakukan kunjungan kerja ke SMP Liman, SD GMIT Haumenbaki dan SMP PGRI Haumenbaki, Rabu 8 Januari 2025. Dalam kunjungan yang dipimpin Ketua Komisi IV, Relygius Usfunan tersebut, Komisi IV menemukan fakta yang memprihatikan.
Di SD GMIT Haumenbaki misalnya, komisi IV menemukan belasan anak kelas VI yang belum lancar membaca. Padahal, sebentar lagi anak-anak ini akan masuk SMP.
“ Kasihan, mana sudah kelas VI tapi membaca belum lancar, masih pakai mengeja. Ini kalau ujian bagaimana? Ini harus menjadi perhatian serius para guru untuk membimbing anak-anak,” ungkap pria yang akrab disapa Egi didampingi sekertaris komisi, Albinus Kase, anggota komisi, Melky Nenometa, Oktovina Lado, Agripa Bako dan Yulius Nenobais.
Masih di sekolah yang sama ditambahkan anggota komisi, Melky Nenometa, ditemukan kehadiran guru dan siswa masih sangat kurang. Para guru mengeluh para siswa malas masuk sekolah, tapi siswa juga mengeluh, para guru belum tertib masuk sekolah juga.
Ket. Foto : Nampak komisi IV sedang meninjau salah satu ruang kelas yang rusak akibat bencana
“ Kalau siswa sudah beberapa hari tidak masuk sekolah, harusnya guru lakukan kunjungan rumah untuk mengingatkan orang tua agar anak harus masuk sekolah. Tapi kalau guru yang malas masuk sekolah ini yang jadi masalah baru lagi. Kepala sekolah harus tegas dan tertibkan guru yang kurang tertib,” pinta Melky.
Di SMP Liman, Desa Mnelate masih menurut Melky, dari 480 pelajar, yang hadir mengikuti apel di hari ke tiga hanya 50 pelajar. Hal ini harus menjadi catatan serius pihak sekolah.
“ Ini sudah hari ketiga masuk sekolah tetapi kehadiran pelajar masih sangat kurang. Pihak sekolah perlu menyikapi hal ini secara serius,” pinta kader PKB ini.
Sementara itu, Sekertaris Komisi, Albinus Kase menyebut, di SMP Liman juga ditemukan adanya guru ASN atas nama Untung Banamtuan yang sudah tidak masuk sekolah selama 6 bulan laku namun tetap menikmati gaji sebagai ASN.
Oleh sebab itu, politisi Perindo ini meminta agar Dinas Penddikan dan BKPSDM segera melakukan BAP terhadap yang bersangkutan agar ada sanksi tegas. Bila perlu menurut pria berkumis tipis ini, yang bersangkutan harus dipecat dari ASN.
“ Kita minta pak Pj bupati harus ambil sikap tegas untuk menyikapi guru nakal ini. Informasi dari kepala sekolah, yang bersangkutan sudah di-BAP di sekolah tapi masih mengulangi perbuatannya,” sebutnya.
Ket. Foto : Nampak bangunan SMP PGRI Haumenbaki yang rusak akibat longsor
Di SMP PGRI Haumenbaki, Komisi IV menemukan tidak ada aktivitas KBM. Baik guru maupun pelajar tidak ditemukan berada di sekolah.
Komisi IV menemukan, gedung sekolah SMP PGRI Haumenbaki dalam kondisi rusak berat akibat longsor.
“ Kita tidak tahu apakah aktivitas KBM dipindahkan sementara karena kondisi bangunan yang rusak atau memang masih libur? Kita dapati tidak ada orang di kompleks sekolah. Untuk gedung yang rusak memang perlu perhatian baik dari yayasan maupun pemda untuk bisa diperbaiki,” pungkas ketua komisi IV. (DK)