Minggu 3 Mei 2020, adalah hari ke-3 Tim YFSP mendistribusikan bantuan paket ke masyarakat. Ada 2 tim yang yang diterjunkan, yang satu ke daerah Mollo Selatan dan Mollo Tengah di Kabupaten TTS, dan satunya ke Desa Erbaun di wilayah Amarasi Barat Kabupaten Kupang.
Di TTS, tidak disangka-sangka tim disambut dengan sapaan adat atau ‘Natoni” yang diikuti dengan penyerahan selendang. Para penerima bantuan yang sebagian besar adalah janda-janda tua begitu terharu dengan adanya bantuan yang diberikan kepada mereka, dan mereka pun menitipkankan pesan untuk disampaikan kepada para Donatur bahwa “UIS NENO MANEK, TUHAN SAYANG DAN TUHAN TIDAK BUTA…”
Perjalanan Tim yang satunya dari Kota Kupang menuju Desa Erbaun juga memberi kesan tersendiri. Desa yang terletak di Kabupaten Kupang ini berjarak ±60Km dari Kota Kupang dan kondisi fisik jalan yang dilewati tidak bersahabat.
Yang menarik, di setiap dusun terdapat pos COVID, dan aparat desa di setiap pos COVID tersebut menerapkan protap yang cukup ketat, yaitu mereka menolak dengan tegas setiap pendatang yang tidak memakai masker, dan apabila ada warganya yang tidak memakai masker maka akan diminta untuk push up sebanyak 20x. Tim selalu berhenti di setiap pos dan WAJIB mengikuti protap yang telah ditentukan.
Sekitar 80% populasi penduduk Desa Erbaun mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan ±20%nya adalah nelayan. Dengan kondisi jalan yang cukup parah, penduduk Desa ini menjual hasil pertaniannya ke Kota Kupang hanya 2 kali dalam seminggu. Apabila musim hujan tiba, mereka malah tidak bisa ke luar desa untuk berjualan karena kondisi jalan yang sangat parah, apalagi dengan adanya pandemi COVID 19 yang semakin mempersulit keadaan mereka.
Ketika Tim tiba di rumah Kepala Desa, beberapa masyarakat usia lanjut telah menanti dengan senyum kecil dan wajah penuh harap. Ada seorang Kepala Dusun yang mengatakan, ”Kaka, walaupun katong sonde kenal Kaka dong, Tuhan Yesus yang akan membalas Kaka dong pung kawan punya pemberian ini…”
Setelah proses penyerahan bantuan diberikan, Tim pun pulang kembali ke Kupang dengan menahan rasa sakit di dada, melihat kenyataan bahwa sebelum COVID 19 menyerang saja sudah banyak Saudara kita yang hidupnya sudah dalam keadaan susah, apalagi setelah pandemi ini menyerang.
Keadaan saat ini memang serba tidak mengenakkan, tapi disinilah semangat gotong royong dan kepekaan sosial kita di uji.
Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi (YFSP) dan Komunitas Diaspora NTT yang berada di Jogja dan DIY mengajak semua pihak di belahan bumi manapun berada, yang terketuk hatinya untuk turut berpartisipasi dalam program Baksos ini.
Lapar itu tidak bisa ditahan lama-lama. “UIS NENO MANEK, TUHAN SAYANG DAN TUHAN TIDAK BUTA…”
Semarang, 3 Mei 2020.
Elisabeth Liu, S.Sos., SH. (Ketua YFSP)