Ket foto : Para peserta Workshop Kain Tenun di Kie
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu
SUARA TTS.COM | SOE – 30 siswa SMP Negeri Kie, Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengikuti Workshop Kain Tenun yang digelar oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan berlangsung selama 2 hari terhitung tanggal 17- 18 Juni 2025 bertempat di SMP Negeri Kie itu menghadirkan 2 instruktur yaitu Dortia Tasekeb dan Yufri.S Pinis.
Hadir pada kegiatan tersebut yakni perwakilan Kementerian Kebudayaan, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur (NTT) dan jajaran, Kadis P dan K TTS, Musa Benu, SH, Camat Kie, Semri Tualaka,Kabid Kebudayaan Dinas P dan K TTS, Okran Betty,S.Hut.
Camat Kie, Semri Tualaka,S.Ip dalam sambutannya mengatakan mengatakan kegiatan Workshop Kain Tenun bisa jadi momen interaksi antar sesama.
Dikatakan Tenun adalah budaya orang Timor yang sudah diwariskan oleh leluhur.Tenun adalah hasil kreasi nenek moyang yang tidak melalui pelatihan tapi sesuatu yang telah menyatu dan hasil kreasi mereka nyata sehihgga perlu dilestarikan.
” Workshop ini sesuatu yang luar bisa karna peserta didik bisa mengenal budaya “ujar Camat Semri.
Lebih lanjut menurutnya, saat ini banyak yang tidak tau budaya, oleh karna itu peserta harus manfaatkan kesempatan ini untuk menambah pengetahuan.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur (NTT), Haris Budiharto,SS.M.Hum mengatakan kegiatan ini atas arahan Dinas P dan K TTS sehingga dirinya berharap ini bukan menjadi beban tetapi bisa menjadi tambahan ilmu.Menututnya, Tenun adalah pusaka dari leluhur dan ada sejak dulu.
“Kami harap peserta bisa menyerap ilmu yang diberikan, siapa tau ada inspirasi dan bisa membandingkan tenun TTS dengan daerah lain pasca melanjutkan studi”ujarnya.
Ket foto : Nampak Kepala Dinas P dan K TTS saat membuka kegiatan Workshop Kain Tenun di SMP Negeri Kie
Sementara tu, Kepala Dinas P dan K, Musa Benu,SH dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan mengatakan kegiatan ini merupakan bekal bagi siswa karna budaya yang dihasilkan nenek moyang perlu dilestarikan termasuk Tenun ikat.
Menurutnya, Kabupaten TTS sudah melakukan upaya pelestarian kebudayaan yang merupakan identitas daerah.
“Kalau anak anak tidak dibekali maka suatu saat generasi muda tercabut dari akar budaya dan akibatnya kita banggakan budaya orang. Jika terjadi maka ini termasuk bentuk penghianatan”,ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pihak Dinas telah melaunching kurikulum mulok dan Seni Budaya yang nantinya diajarkan di semua sekolah .
Dirinya mengungkapkan trimakasih kepada semua pihak atas digelarnya kegiatan Workshop Kain Tenun dan berharap ilmu yang ditularkan bisa bermanfaat.
Selain kegiatan Workshop juga akan dilanjutkan dengan kegiatan bioskop keliling.(Sys).