Example 728x250
BeritaHUKUM

Bendahara Desa Meusin Diduga Terlantarkan Istri dan Anak

2813
×

Bendahara Desa Meusin Diduga Terlantarkan Istri dan Anak

Sebarkan artikel ini
SUARA TTS.COM/DK
Example 468x60

Ket. Foto : Nampak Aplonia sedang memangku anaknya saat ditemui media di seputaran Kota Soe

Laporan Reporter SUARA TTS.COM, DionKota

Example 300x600

SUARA TTS.COM | SOE- Bendahara Desa Meusin, Kecamatan Boking, Yunor Nabu diduga menelantarkan istri dan anaknya. Bahkan sang istri, Aplonia Naufninu menyebut jika selama menjadi perangkat desa (2020), Yunor tak pernah memberitahukan jumlah gaji dan tak pernah memberikan ia uang.
untuk memenuhi kebutuhan ia dan anak semata wayangnya, MN (10), dirinya terpaksa harus meminjam pada koperasi lalu “diputar”.
Selamadiajadi perangkat desa ini dia tidak pernah kasih saya uang. kalau saya tanya soal gaji, nanti dia marah-marah. karena dia tidak kasih saya uang, saya terpaksa pinjam di koperasi lalu putar uang itu dengan cara usaha kue. sebagian hasilnya untuk penuhi kebutuhan di rumah, sebagian saya kembalikan pinjaman koperasi,? ungkap Aplonia yang ditemui media di seputaran Kota Soe, Rabu 8 Mei 2024.
Aplonia bercerita, kisah cinta keduanya bersemi di Jakarta saat kedua sama-sama mengadu nasib.
Keduanya akhirnya bersepakat menikah pada tahun 2015 setelah dikarunia seorang anak, MN.
Usai menikah secara agama dan pemerintah, barulah pada tahun 2022 keduanya mengurus urusan adat di Amarasi, kampung halaman Aplonia.
usai urusan adat tersebut, rumah tangga keduanya semakin sering diwarnai pertengkaran. Pada Desember tahun 2023 Yunor sudah tidak lagi tinggal di rumah dengan alasan sibuk menyelesaikan SPJ dana desa. Puncaknya, pada Maret 2024 Yunor mengajukan gugatan perceraian.
“ Dia alasan di rumah tidak ada sinyal internet sehingga kerja SPJ harus dikantor desa. tapi sampai bulan maret dia tidak pernah tinggal di rumah, kaget saya dengar dia sudah ajukan gugatan perceraian,” ujarnya sambil menahan tangis.
Dirinya mengaku sudah mengaduhkan persoalan tersebut ke Badan pemberdayaan masyarakat desa dan Dinas P3A.

Ket. Foto : Aplonia bersama sang suami dan anak saat mengurus urusan adat di Amarasi

Namun Yunor tetap berkeras untuk cerai. selama berpisah, Yunor hanya sekali mengantarkan beras 2 kilo dan uang 100 ribu untuk anaknya. Namun usai di foto ( untuk dilaporkan ke dinas P3A) uang yang sudah diberikan kepada anaknya tersebut diambil lagi oleh Yunor.
” lya, minggu lalu bapa (Yunor) ada datang kasih saya uang, tapi habis difoto, bapa ambil lagi itu uang,” sebut MN, anak kandung Yunor.
dikonfirmasi terkait pengaduan sang istri, Yunor membantah jika dirinya melakukan penelantaran. la menyebut dirinya sudah beberapa kali memberikan beras dan uang untuk sang istri namun ditolak. Dirinya juga membantah jika ia mengambil ? kembali uang yang sudah diberikan kepada anaknya tersebut. ” Kakak, saya kasih beras dia (Aplonia) tolak terus. terakhir itu yang dia terima. kalau soal uang yang saya kasih ke anak saya, itu tidak benar kalau bilang saya ambil kembali,” bantahnya.
Terkait alasan ingin bercerai, Yunor mengatakan, bahwa sang istri suka melaporkan dirinya ke camat dan polsek boking jika ada masalah dalam rumah. Selain itu, sang istri juga disebut sering keluar rumah saat dirinya pulang.
” Kakak kami sudah tidak bisa bersama lagi kakak. ini sedikit-sedikit lapor saya kemana-mana ini. sudah begitu, dia sering keluar rumah kalau saya pulang. jadi saya pikir sebaiknya kami cerai saja,” tegasnya. (DK)

Example 300250
Example 120x600