Ket foto : Nampak gedung SMK Negeri Basmuti
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu
SUARA TTS.COM | SOE – Sebanyak 21 orang guru honorer di SMK Negeri Basmuti, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengeluh tak menerima gaji sejak bulan Agustus tahun 2023. Gaji mereka tak kunjung dibayar oleh Kepala Sekolah.
Informasi yang diterima oleh SUARA TTS.COM dari beberapa orang guru mengatakan kurang lebih 11 bulan mereka tidak menerima gaji dengan rincian tahun 2022 (2 bulan ), tahun 2023 (5 bulan), tahun 2024 (4 bulan).
Kondisi ini tentunya menjadi kekuatiran dan keluhan dari para guru honorer di sekolah setempat. Pasalnya dari 21 guru tersebut,ada yang berdomisili di kota Soe, ada juga yang tinggal di Kuanfatu dan juga di Basmuti sehingga sering terkendala tranportasi dan kebutuhan sehari-hari.
“Kita kewalahan soal transportasi dan juga kebutuhan dalam rumah tangga,tapi mau bilang apa”,ujar dua orang guru yang tidak mau ditulis namanya. Para guru sudah menanyakan perihal gaji mereka namun mereka disuruh menunggu oleh sang Kepala sekolah.
Terkait hal tersebut, Kepala SMK Negeri Basmuti, Asrid Yulianti Markus,S.Tp saat dikonfirmasi SUARA TTS.COM,Kamis 11/4/2024 menjelaskan bahwa di sekolah ada pembiayaan dari dana BOS dan dana komite sehingga ada 10 guru yang dibayar menggunakan dana BOS sedangkan 11 guru mendapat gaji dari dan komite. Terkait informasi dari para guru itu tidak semuanya benar karna pada tahun 2022 sebagian sudah dibayarkan sedangkan yang lain diminta memasukan perangkat pembelajaran tetapi belum diperiksa.
“Jadi begini, yang dibayar dari dan BOS itu yang sudah punya NUPTK dan sejak tahun pertama sudah bayar tetapi dalam perjalanan saya juga kasian dengan guru lain yang dibayar dari dana komite. Untuk tahun 2022 sudah sebagain dibayarkan, yang lain saya minta masukan dulu perangkat pembelajaran dan memang sudah dimasukan tetapi belum saya periksa. Untuk yang dari dana komite tidak memang lancar. Karna itu saya tawarkan kepada guru penerima dari dana BOS bagaimana jika kita bantu mereka karna dana komite tidak lancar”ujar Kepsek Astrid.
Lebih lanjut dijelaskan, dirinya sudah memberikan waktu kepada para guru untuk sepakat namun hingga saat ini tidak ada kesepakatan sehingga gaji dari dana BOS ditahan sambil menunggu dana komite lengkap barulah dibayar bersamaan.
Selain itu kata Astrid, ada guru yang guru hanya tidur tidur di rumah dan tidak memasukan perangkat pembelajaran yang menjadi syarat pembayaran gaji.
Meski jarang masuk namun dirinya paham dengan kondisi tersebut lantaran ia pernah menjadi guru honor.
“Saya tidak paksakan tetapi saya minta kalau pas piket harus hadir. Saya tidak paksaan karna tentunya masing masing pertanggung jawabkan pekerjaannya”,ujarnya lagi.
Sebagai Kepala sekolah, ia juga tidak akan mengambil keputusan untuk memberhentikan guru guru yang ada lantaran ia pernah mengalami nasib serupa sebagai tenaga honorer.
Dirinya sedang berusaha agar kalau bisa kedepannya para guru mempunyai NUPTK sehingga tahun depan pembayaran normal meskipun tetap tergantung juga pada jumlah siswa.(Sys)