KUPANG – Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) menggelar sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (11/12/2019).
Sosialisasi ini merupakan salah satu program kemitraan antara BPOM dan Legislatif bersama Wakil ketua Komisi IX DPR, Emanuel Melkiades Laka Lena yang di gelar di Ball Rom Grand Mutiara Kupang Rabu pagi dan Gedung Serbaguna IKM – SS, Oebufu Kupang, Rabu malam.
Kasubdit Inspeksi Pangan Steril Komersil BPOM, Dra. Chairun Nissa, Apt, MP mengingatkan masyarakat untuk peduli obat dan pangan aman dengan CEK KLIK, yaitu cek kemasan dalam kondisi baik, baca informasi produk pada label, pastikan memiliki izin edar, dan cek masa kedaluwarsanya
“Cek Klik yaitu Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek Kedaluwarsa sebelum membeli Obat dan Makanan,” ujar Chairun Nissa saat memaparkan materi
Sosialisasi ini merupakan bentuk upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan mencerdaskan masyarakat. Dia juga menjelaskan bahwa dalam hal pengawasan obat dan makanan, ada 3 jenis pengawasan yakni pengawasan oleh produsen, pemerintah, dan pengawasan oleh masyarakat.
Menurut Chairun Nissa, antara produsen barang, pemerintah, dan masyarakat sebagai konsumen harus bekerja sama guna memastikan makanan dan obat-obatan yang beredar ditengah masyarakat layak dan aman. Chairun juga mengingatkan masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas anti hoax pangan.
“Segala informasi terkait obat dan makanan harus dipastikan kebenaran sebelum menyebarkan itu. saring sebelum sharing. Konsumen Cerdas Selalu cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, Kedaluwarsa). Kemasan merupakan bahan untuk mewadahi atau membungkus pangan dengan tujuan melindungi produk dari kontaminasi atau tercemarnya produk dari lingkungan. Oleh karena itu pastikan kemasan tidak bocor, tidak sobek, tidak penyok, kondisi kemasan utuh, tidak lusuh/warna pudar, tidak mengembung, dan tidak berkarat. Pastikan label produk, nama/mek dagang, komposisi serta waktu kedaluarsa, dan izin edar barang tetap ada,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena dalam kesempatan tersebut mengapresiasi kerja-kerja BPOM guna memastikan keamanan obat dan makanan bagi masyarakat walaupun ditengah keterbatasan anggaran dan personil.
Politisi Golkar dengan basic ilmu farmasi ini menjelaskan beberapa kasus keracunan makanan di NTT seperti yang terjadi di Nule-Kab.TTS, penyebabnya adalah bahan makanan yang digunakan tidak berkualitas baik, cara pengolahan, penyajian, penyimpanan tidak tepat, makanan tercemar kuman, lokasi pengolahan makanan yang tidak bersih.
Dia mengingatkan kepada masyarakat jika mengalami gejala keracunan seperti mual dan muntah, diare, perut nyeri dan kram, dehidrasi, dan sakit kepala agar segera melapor ke pusat pelayanan kesehatan, simpan sisa makanan yang dicurigai mengandung racun dan serahkan sisa makanan yang dicurigai kepada petugas kesehatan/BPOM.
Kasus kercaunanan pangan menurut Melkiades dapat dapat dicegah dengan menerapkan 5 kunci keamanan pangan.
“Hal-hal kercunan dapat dicegah dengan cara: pilih bahan pangan yang berkualitas baik, simpan bahan makanan yang mudah rusak di suhu dingin, gunakan air bersih untuk mencuci dan memasak, serta cuci tangan pakai sabun sebelum memasak dan setiap buang air,” jelas Ketua DPD Golkar NTT ini.
Melki Laka Lena juga berharap masyarakat bersedia menjadi mitra BPOM untuk melapor/menginformasi persoalan obat dan makanan yang beredar pada masyarakat, semisal makanan kedaluarsa dan sebagainya.
“BPOM harus siap menerima pengaduan/laporan 1×24 jam agar penanganan dan pengawasan barang obat dan makanan dapat dilakukan secara cepat. Segenap masyarakat diharapkan menjadi mitra BPOM guna mencegah dan memastikan keamanan obat dan makanan,” tutupnya. (*Tim).