Ket. Foto : Nampak suasana sosialisasi gerakan nasional keuangan yang digelar BNI Cabang Soe di SMK SMK Kencana Sakti Haumeni Soe
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, DionKota
SUARA TTS. COM | SOE –BNI Cabang Soe, Jumat 17 Januari menggelar sosialisasi “Gerakan Nasional Keuangan” di SMK Kencana Sakti Haumeni Soe. Kegiataan yang diikuti para pelajar dan guru ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga data pribadi dan ancaman kejahatan keuangan di era digital saat ini.
Kepala Cabang BNI Soe, Yosepha M. Angi mengatakan, masyarakat perlu menjaga keamanan data pribadi untuk mencegah kasus kejahatan digital keuangan.
“ Jaga data pribadi kita baik-baik. Data sepeti PIN, nama ibu kandung tidak boleh dikasih ke orang lain. Kalau ada orang yang menelepon lalu mengatasnamakan pegawai Bank dan meminta data pribadi jangan dikasih. Karena pegawai Bank tidak pernah menelepon untuk meminta data pribadi nasabah,” ungkap Yosepha.
Untuk menjaga keamanan kartu ATM, nasabah disarankan untuk tidak membuat PIN menggunakan tanggal, bulan dan tahun lahir. Nomor PIN harus diubah secara berkala. Jika kartu ATM terjatuh atau hilang, segera mendatangi kantor Bank terdekat untuk memblokir ATM tersebut. Nasabah juga disarankan untuk mengecek secara berkala data transaksi keuangan.
“ Untuk menjaga keamanan PIN ATM, sebaiknya pin ATM diubah secara berkala, tapi jangan menggunakan tanggal, bulan dan tahun lahir,” sarannya.
Diera digital saat ini, modus kejahatan keuangan (perbankan) sangat beragam. Fraud yang merupakan tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu atau memanipulasi Bank, nasabah atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan Bank dan/atau menggunakan sarana Bank sehingga mengakibatkan Bank, nasabah atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku Fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.
“ Modus kejahatan digital yang menyerang nasabah maupun Bank ini sangat beragam. Ada Phising dimana pelaku penipuan online di mana pelaku menyamar sebagai entitas tepercaya untuk mencuri informasi pribadi pengguna. Ada SIM swap uyang merupakan tindakan mengambil alih nomor ponsel seseorang sebagai sarana pelaku kejahatan mengakses akun perbankan korban. Queshing merupakan bentuk serangan phishing yang secara cerdik menggunakan kode QR untuk mengelabui pengguna agar mengunjungi situs web berbahaya untuk mencuri data pribadi nasabah dan beberapa modus kejahatan lainnya yang bertujuan untuk mencuri data pribadi nasabah,” terang wanita berkaca mata ini.
Pihak Bank dikatakan Yosepha juga terus melakukan upaya untuk mencegah kejahatan digital. Seperti melakukan peningkatan keamanan aplikasi/sistem perbankan dan meningkatkan keamanan transaksi keuangan, peningkatan SDM, sosialisasi kepada nasabah terkait kejahatan keuangan hingga penerapan biometrik.
“ Kita pihak Bank juga terus melakukan upaya pencegahan dari kejahatan digital keuangan. Bahkan kedepan, semua layanan akan menggunakan biometrik sehingga akan lebih aman,” tegasnya. (DK)