Example 728x250
BeritaPENDIDIKAN

Gedung 1,2 Miliar Milik SMK Negeri Basmuti Disegel, Ini Alasannya 

418
×

Gedung 1,2 Miliar Milik SMK Negeri Basmuti Disegel, Ini Alasannya 

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Ket foto: Nampak sejumlah tukang usai menyegel gedung RPS Agribisnis Ternak Unggas SMK Negeri Basmuti 

Laporan Reporter SUARA TTS.COM,TIM

SUARA TTS.COM | SOE – Gedung RPS Agribisnis Ternak Unggas beserta perabotnya milik SMK Negeri Basmuti disegel oleh sejumlah tukang, Sabtu,1 Maret 2025. Pembangunan gedung dengan ukuran 30×11 meter persegi itu dilakukan sejak tahun 2024 dengan anggaran sebesar 1.218.843.000 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Example 300x600

Para tukang bersepakat menyegel bangunan itu, lantaran sisa upah mereka belum dibayarkan hingga saat ini.

Kepala tukang, Tiber Nulle saat menyegel gedung itu, kepada wartawan mengatakan kepala SMK Basmuti, Astrit Julianti Markus saat itu berkontrak dengannya untuk pekerjaan pembangunan gedung milik SMK Basmuti itu, senilai Rp 245.748.000.

Pembangunan dimulai dari fondasi, pasangan tembok, plesteran, acian dan atap. Saat pekerjaan dimulai, ia meminta panjar senilai Rp 78.750.000. Sesuai dengan progres pekerjaan yang diselesaikan pihaknya, maka pihak SMK Basmuti harus membayar tambahan upah tukang senilai Rp 136. 750.000.

Sedangkan sisa upah tukang senilai Rp 108.996.000, itu merupakan tukang yang dimasukan oleh kepala sekolah SMK Basmuti, guna menyelesaikan pekerjaan, mulai dari plester tiang, plafon dan kemarik.

“Kami sebenarnya selesaikan pekerjaan sesuai batas kontrak yakni 15 Desember, tapi ibu Kepsek kasi turun bahan sedikit-sedikit. Malah ibu Kepsek suruh saya tambah pekerja. Saya mau tambah pekerja, sementara bahan turun sedikit-sedikit nanti pekerja mau kerja pakai bahan apa,” urai Tiber.

Menurutnya, ia menggunakan jasa 11 orang tukang,yang mana 6 orang diantaranya adalah pekerja lokal sehingga dirinya berharap kepsek bisa segera menyelesaikan pembayaran upah mereka.

Dua tukang lainnya yakni Dikson Nope dan Dai Liu, berharap agar Kepsek SMK Basmuti segera melunasi sisa upah tukang, agar mereka bisa menerima hak mereka. Pasalnya, selama pekerjaan itu dilakukan, mereka ikut terlibat dengan harapan akan mendapat upah.

“Kami kerja bangunan, sehingga ini tahun tidak kerja kebun. Jadi kami minta supaya Kepsek bayar utang , supaya kami bisa pakai beli makan untuk keluarga ,” tegas Dikson dan Dai yang didampingi sejumlah warga.

Kepala Sekolah SMK Basmuti, Astrit Julianti Markus ketika dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telpon menuturkan, ia telah membayar seluruh upah tukang kepada tiga kelompok tukang yang menyelesaikan pekerjaan itu. Ia mengaku membayar mahal tiga kelompok tukang yang menyelesaikan pekerjaan, agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan instruksi Dinas.

“Waktu kerja tidak berjalan sesuai progres, saya konsultasi dengan Fastek, ia minta saya untuk ganti tukang, sehingga saya tambah tukang. Jadi uang tukang semua saya sudah bayar habis untuk tiga kelompok tukang yang selesaikan pekerjaan itu,” ungkap Astrit.

Meski demikian, Astrit mengaku saat kelompok tukang yang dipimpin oleh Tiber Nule diberhentikan tidak dibuktikan dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, progres pekerjaan yang dikerjakan oleh kelompok tukang Tiber Nule, tidak dilakukan opname. “Itu mungkin kelalaian saya sehingga saya tidak PHK dan opname progres pekerjaan,” katanya.

Sedangkan terkait tindakan penyegelan bangunan Laboratorium SMK Basmuti yang dilakukan tukang, Astrit mengaku telah mengadukan tindakan itu ke pihak kepolisian, karena menghambat aktivitas pendidikan di sana. “Saya sudah lapor di Polsek, karena mengganggu aktivitas kami. Apalagi kami sudah mau ujian,” tandas Astrit. (Sys).

Example 300250
Example 120x600