Example 728x250
BeritaBusinessEKONOMINasionalPENDIDIKANSOSIALStories

Kisah Du Anyam, Perusahaan Sosial yang Bantu Tingkatkan Ekonomi Perempuan NTT

214
×

Kisah Du Anyam, Perusahaan Sosial yang Bantu Tingkatkan Ekonomi Perempuan NTT

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

MEDIAKITA – Sejak lama, kehidupan perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) bergantung pada pertanian. Tak hanya itu, semua lahan bertani di daerah mereka dimiliki oleh para laki-laki, seperti suami atau saudara laki-laki.
Kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik. Terlebih lagi para perempuan di daerah timur Indonesia ini juga tidak mempunyai penghasilan tetap setiap bulan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarga.
Berangkat dari isu ini, pada sekitar 2014 Yohana Keraf bersama rekannya mendirikan Du Anyam, perusahaan sosial yang membantu memberdayakan perempuan NTT melalui usaha produk anyaman. Dalam acara webinar ‘Women as Change Maker: Komitmen Bersama Pemberdayaan Perempuan untuk Mewujudkan Kualitas Indonesia yang Lebih Baik ’ yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama kumparan, Yohana Keraf, pendiri dari Du Anyam, bercerita secara singkat mengenai perjalanan mereka dalam mendukung pemberdayaan perempuan ntt.
“Saat pertama datang ke NTT, kami melihat bahwa perempuan di sana memiliki warisan kemampuan turun menurun yang tidak dimiliki laki-laki, yaitu menganyam. Selanjutnya, kami juga mengetahui kalau bahan baku lontar yang dipakai untuk menganyam juga sangat banyak tersedia. Dari situ, kami ingin memulai perubahan dari apa yang dimiliki perempuan itu sendiri dan kekayaan yang ada di sekitarnya,” ungkap Yohana Keraf pada Rabu (11/8)
Misinya ini punya harapan penting, yaitu meningkatkan pendapatan ekonomi perempuan agar mereka bisa mengambil keputusan penting untuk dirinya sendiri dan keluarga.
“Harapannya, perempuan bisa memiliki pendapatan ekonomi sendiri dan bisa mengambil keputusan untuk dirinya dan keluarganya, baik terkait pendidikan, kesehatan, gizi untuk dirinya dan anak-anaknya. Kami ingin ini bisa menjadi alat untuk perempuan agar bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri,” tambahnya.

Memastikan akses terhadap bahan baku dan mengadakan pelatihan

Example 300x600

Selama ini, Yohana Keraf atau yang lebih akrab disapa Hana, memang selalu fokus agar perempuan di Indonesia Timur seperti NTT dapat berdaya dalam lingkup ekonomi.
Oleh karena itu, mereka tidak sekadar memberikan pelatihan menganyam saja, tetapi juga memastikan akses mereka terhadap bahan baku bisa berkelanjutan.
Du Anyam juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk secara berkala agar mereka tahu apa yang diinginkan oleh pasar.
“Kami menyediakan bahan baku, memastikan akses terhadap bahan baku selalu berkelanjutan sehingga kegiatan produksi menganyam atau kegiatan ekonomi aktif ini bisa menghasilkan pendapatan dalam bentuk tunai bagi perempuan secara berkelanjutan,” pungkas Hana.
Menariknya lagi, Du Anyam juga menyediakan akses pasar bagi produk-produk anyaman ibu-ibu NTT. Jadi mereka tak perlu menjual langsung barangnya ke pasar dan menunggu berhari-hari untuk bisa laku terjual. Hal ini dilakukan supaya mereka bisa tetap berada di rumah, menjalankan kegiatan rumah tangga, mengurus anak, sambil mengisi waktu sekitar 1-4 jam dalam sehari untuk menganyam.
Menurut pengakuan Hana, saat ini perempuan NTT sudah mendapatkan peningkatan pendapatan sebanyak 40 persen dari pertama kali Du Anyam didirikan. Tak hanya mengalami peningkatan ekonomi, perempuan yang tergabung dalam organisasi Du Anyam ini juga sudah mulai mengerti soal menabung dan mengelola keuangan.
“Kami sudah melihat adanya pola saving atau menabung yang terjadi di antara ibu-ibu penganyam. Mereka juga sudah bisa menentukan uangnya ingin dipakai untuk kebutuhan apa, misalnya untuk pendidikan anak atau membeli makanan yang lebih bernutrisi untuk anak-anak,” pungkasnya.
Namun dari semua pencapaian tersebut, Hana begitu bangga karena para perempuan di bawah naungan Du Anyam juga bisa meningkatkan kemampuan sebagai seorang pemimpin. Hal ini dibuktikan dari keterlibatan mereka di desa masing-masing hingga masuk ke sektor pemerintahan.
“Yang lebih kami banggakan adalah adanya peningkatan kemampuan ibu-ibu untuk bisa menjadi pemimpin. Kami melihat ada ibu-ibu pengrajin kami yang menjadi kepala dusun, pengurus di koperasi, dan perlahan sudah masuk ke level pemerintahan desa. Jadi perubahan kepemimpinan, peningkatan rasa percaya diri dari ibu-ibu pengrajin ini juga menjadi kebanggaan terbesar bagi kami,” jelasnya.

Dampak positif dari Du Anyam untuk perempuan NTT

Hal ini juga diakui sendiri oleh Ima Wotan, salah satu anggota Du Anyam yang kini menjabat sebagai fasilitator lapang Du Anyam. Sejak mengikuti pelatihan dari Du Anyam lima tahun lalu, perempuan yang akrab disapa Mama Ima ini tak hanya mendapat keuntungan secara ekonomi, tapi juga bisa belajar soal teknologi dan meningkatkan kepercayaan diri.
\”Awalnya saya sempat ragu dengan kedatangan Du Anyam, tapi karena penasaran saya pun ikut bergabung. Dampak positif yang saya dan ibu-ibu penganyam rasakan itu menambah ekonomi keluarga.
Kami juga jadi belajar menggunakan teknologi, melestarikan budaya, dan meningkatkan rasa percaya diri. Sekarang saya jadi lebih berani bicara di depan umum,\” cerita Mama Ima. (kumparan/TR)

Example 300250
Example 120x600