Ket. Foto ; Paket Osela nomor urut 2
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, DionKota
SUARA TTS. COM | SOE – Pasangan calon bupati dan wakil bupati TTS, Daniel Frans Oematan, SE, MM dan Dr. Uksam B. Selan atau yang dikenal dengan nama paket Osela menyiapkan program khusus untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM di desa.
Melalui program pinjaman modal usaha tanpa bunga dan tanpa jaminan, Paket Osela ingin membantu masyarakat dalam memulai usaha dan mengembangkan usaha khususnya UMKM di desa.
“ Kita siapkan bantuan pinjaman modal usaha mulai dari 1 juta hingga 25 juta tanpa bunga dan tanpa jaminan. Masyarakat hanya perlu melengkapi persyaratan yang mudah salah satunya surat keterangan usaha dari desa/kelurahan. Nantinya bantuan pinjaman modal usaha ini akan disalurkan lewat Dinas Koperindag,” ungkap calon wakil bupati TTS, Uksam Selan.
Melalui bantuan modal usaha ini dikatakan Uksam, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di desa yang akan berdampak pada meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.
“ Kalau usaha masyarakat maju dan berkembang tentunya pendapatan masyarakat akan meningkat. Oleh sebab itu, kami dari paket Osela menyiapkan program untuk mendukung masyarakat dalam merintis dan mengembangkan usahanya. Kami percaya, kalau ekonomi masyarakat baik, maka persoalan kemiskinan dan stunting bisa kita tekan,” terang Uksam saat diketemui di Sekertariat pemenangan Paket Osela, Jumat 1 November 2024.
Ditambahkan calon bupati TTS, Daniel Frans Oematan, SE, MM selain menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha, paket Osela juga akan menyiapkan pelatihan dan pendampingan untuk pelaku UMKM. Hal ini dimaksudkan agar UMKM bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik.
“ Kita tidak hanya salurkan pinjaman begitu saja. Kita siapkan juga pelatihan dan pendampingannya. Kita pastikan UMKM di desa bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik,” tambah pria berkumis tipis ini.
Program ini disebut Frans juga bisa mengurangi dampak sosial negatif dari keberadaan koperasi harian maupun mingguan. Dimana masyarakat terpaksa harus bersembunyi di drum, kolong tempat tidur bahkan di kandang babi untuk menghindari pegawai koperasi harian maupun mingguan karena belum memiliki uang untuk membayar bunga maupun pokok pinjaman. Bahkan belum lama ini terjadi insiden kekerasan yang melibatkan petugas koperasi dan suami nasabah.
“ Kita keliling desa ini kita jumpai kasus sosial yang melibatkan masyarakat dan petugas koperasi harian atau koperasi mingguan. Dampak ini yang mau kita kurangi lewat program ini. Koperasi harian atau mingguan ini baik, tapi kondisi masyarakat di desa ini berat kalau mau tagih tiap hari atau mingguan. Akhirnya gesekan antara masyarakat desa dan petugas koperasi harian atau mingguan pun terjadi. Ini yang mau kita kurangi dampaknya lewat program paket Osela,” pungkasnya. (DK)