Ket. Foto : Ilustrasi pemecatan/Dirumahkan
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, DionKota
SUARA TTS. COM | SOE – Sebanyak 44 tenaga outsourcing yang telah mengabdi kurang lebih 5 tahun di sekertariat DPRD TTS, Rabu 5 Maret 2025 tiba-tiba dipecat (di rumahkan) tanpa alasan yang jelas. Para tenaga outsourcing tersebut sempat masuk kerja pada Rabu pagi namun tiba-tiba disuruh pulang dan tidak perlu bekerja lagi.
Sekwan DPRD TTS, Adi Boimau yang dikonfirmasi di ruang kerjanya hanya bisa diam seribu bahasa. Sambil mengusap wajahnya, Adi meminta agar hal tersebut dikonfirmasi langsung ke pimpinan DPRD TTS.
“ Kakak soal itu dengan pimpinan sa kakak. Nanti saya salah lagi. Biar kakak langsung dengan pimpinan saja,” sebutnya.
Informasi beredar, pemecatan ini merupakan keinginan pimpinan DPRD TTS. Hal ini dibenarkan oleh ketua komisi IV yang juga ketua fraksi PKB, Relygius Usfunan. Dirinya meminta agar pimpinan DPRD TTS jujur terkait hal itu dan tidak perlu melakukan pembohongan publik. Selamat karena keinginannya sudah tercapai.
Egi menyebut, pemecatan tenaga outsourcing tersebut dilakukan agar ada ruang bagi pimpinan DPRD TTS untuk memasukan “orang-orangnya”.
Ket. Foto : Ketua Komisi IV/ politisi PKB, Relygius Usfunan
“ Jangan semua mau buang ke Pak Sekwan. Jujur saja, kita sama-sama baku tahu. Kita kan tahu bersama siapa yang tolak outsourcing yang ditempatkan di rujab pimpinan DPRD TTS,” sebut Egi.
Egi sangat menyesali pemecatan 44 tenaga outsourcing tersebut. Ia menyebut hal tersebut sangat tidak bijak dan tidak adil bagi para tenaga outsourcing yang sudah mengabdi lama.
Jika pimpinan ingin memasukan “orang-orangnya”, Egi menyebut hal tersebut sisa dikomunikasikan dengan Sekwan.
“ Kalau mau kasih masuk pimpinan punya orang sisa komunikasi dengan pak sekwan pasti bisa. Misalnya untuk Rujab, satu rujab mau kasih masuk lima atau enam orang untuk satu rujab juga bisa. Tapi terlalu keji kalau harus korban ini 44 orang anak TTS ini,” sebut politisi PKB.
Ket. Foto : Pimpinan DPRD TTS
Pernyataan Egi ini dibantah oleh tiga pimpinan DPRD TTS didampingi ketua komisi 1, Marthen Natonis. Mordekai Liu, Aris Nenobahan dan Yoksan Benu kompak menyebut tidak pernah memerintahkan Sekwan untuk “merumahkan” 44 tenaga outsourcing yang sudah mengantongi surat perjanjian kerja (SPK) dengan Sekwan DPRD TTS tersebut.
Mereka bahkan kompak menyebut kaget saat mengetahui 44 tenaga outsourcing tersebut sudah dirumahkan.
Padahal hanya 1 hari sebelumnya, pimpinan DPRD TTS kompak ingin agar 44 tenaga outsourcing itu tetap bekerja di DPRD TTS pasca gagal lolos administrasi seleksi PPPK. Pimpinan DPRD TTS menyebut akan memperjuangkan nasib mereka.
Namun tak sampai 24 jam, justru 44 outsourcing tersebut dipecat.
“ Kakak, kami juga kaget datang tadi pagi dapat informasi kalau 44 outsourcing sudah di rumahkan. Kami tidak pernah suruh Sekwan buat itu. Kami juga kaget karena tidak ada koordinasi dengan kami,” sebut ketiga pimpinan lembaga wakil rakyat tersebut.
Terkait tudingan keinginan para pimpinan untuk memasukan “orang-orangnya” sebagai outsourcing, Ketua DPRD TTS, Mordekai Liu menyebut karena alasan privasi pimpin ingin agar yang bertugas di rumah jabatan berdasarkan rekomendasi pimpinan.
Tetapi kalau yang mau kerja di kantor DPRD TTS ditambahkan Aris, silakan siapa saja boleh asalkan . berkompeten dan ada syarat yang harus dilengkapi.
“ Kakak, kalau yang mau outsourcing di kantor DPRD TTS silakan siapa saja, yang penting berkompeten. Seperti berijazah dan lain-lain,” sebut Aris. (DK)
