Ket. Foto : Nampak alat berat sedang mengempang air guna diarahkan masuk ke area persawahan bena
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, DionKota
SUARA TTS. COM | SOE – Memasuki puncak musim kemarau, area persawahan Oebobo, Bena dan Oebelo mulai mengalami kekurangan pasokan air akibat penurunan debit air dan sumber air permukaan yang mengering. Hal ini menyebabkan tanaman padi milik petani terancam gagal panen.
Menyikapi persoalan ini, Pj Bupati TTS, Edison Sipa langsung turun tangan menyelematkan tanaman padi milik masyarakat.
“ Di Oebobo, ada 6 Ha lebih taman padi milik masyarakat yang mengalami kekurangan air. Untuk mengatasi persoalan ini, kita sudah pasang pompa air dan selang untuk mengarahkan air masuk ke area sawah masyarakat. Kita berharap para petani bisa menfaatkan dengan baik pompa yang ada untuk memastikan tanaman padinya bisa dipanen,” ungkap Sipa kepada SUARA TTS. COM, pekan lalu.
Ket. Foto : Nampak area persawahan di Desa Oebobo mengalami kekeringan akibat kekurangan pasokan air
Di area persawahan rata bena dan Oebelo, ada sekitar 500 ha persawahan masyarakat yang juga mengalami hal serupa. Tanaman padi masyarakat terancam gagal panen akibat pasokan air yang tidak mencukupi.
Menyikapi persoalan tersebut dijelaskan Sipa, Pemda TTS telah menurunkan alat berat untuk mengempang air guna diarahkan masuk ke area persawahan masyarakat.
“ Di Bena, kita pakai alat berat buat empang untuk mengarahkan air masuk ke area persawahan masyarakat. Kini kebutuhan air sudah tercukupi dan kita pastikan tidak ada gagal panen,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, tanaman padi di area persawahan milik warga Desa Oebobo, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, mengalami kekeringan parah. Para petani mengeluhkan ancaman gagal panen tahun ini karena sumber air dari beberapa sungai di sekitar desa telah kering dan sulit disedot untuk mengairi sawah.
Melki Selan, Sekretaris Desa Oebobo, menjelaskan bahwa kondisi ini sudah berlangsung sejak awal September 2024. Meskipun sempat ada curah hujan yang membantu mengairi sawah selama satu minggu terakhir, kondisi kembali memburuk setelah hujan berhenti, menyebabkan sawah kembali kering dan tanaman padi mulai mati.
“Beberapa sungai yang sering digunakan untuk mengairi sawah kini sudah kering. Masyarakat kesulitan karena upaya menggunakan pompa air yang diberikan Dinas Pertanian tidak cukup karena debit air sungai terus menurun,” jelas Melki. (DK)